JENIS-JENIS
NEWS DAN VIEWS
Jason
Walker Panggabean
11070124
Bahasa
Indonesia VA
Abstrak
Tulisan ini menyajikan materi mengenai
jenis-jenis news dan views. Didasari kenyataan yang ada
dimasyarakat yang mengalami kesulitan dalam membedakan tulisan jenis news atau berita dan views atau opini. Tulisan ini dibuat
dalam bentuk makalah dengan memanfaatkan beberapa sumber sebagai rujukan dalam
bentuk kajian pustaka.
Berita (news) adalah wacana berupa laporan mengenai suatu peristiwa atau
kejadian yang bersifat faktual, memiliki nilai guna, serta menarik bagi
khalayak umum. Ditulis menggunakan prinsip 5W + 1H, yaitu what, why, who, when, where, and how. Berita dikelompokkan menjadi
6 (enam), yaitu straight news atau hard news (berita keras), soft news (berita ringan), dept news (berita mendalam), investigation news (berita
investigasi), interpretative news
(berita interpretatif), dan opinion news (berita opini).
Opini
(views) adalah jenis tulisan di media massa yang dibuat berdasarkan
pandangan, pendapat, ataupun buah pikiran seseorang yang menyajikan informasi
mengenai suatu hal. Opini dikelompokkan menjadi 7 (tujuh), yaitu artikel (article), kolom (column),
tajuk rencana (editorial atau opini redaksi), tinjauan (essay), surat
pembaca (letter to the editor), karikatur, dan pojok.
Kata-kata
kunci: news, views, straight news, soft news, dept news, investigation news,
interpretative news, opinion news, artikel, kolom, tajuk rencana, esai, surat
pembaca, karikatur, dan pojok.
BAB
I
PENDAHULUAN
Media
massa adalah sarana penyebaran informasi. Informasi yang dimaksud adalah
pesan-pesan penting yang memiliki nilai guna untuk khalayak umum. Melalui media
massa kita bisa mengetahui informasi yang ada di dalam maupun luar negeri. Dulu
masyarakat sangat kesulitan untuk mendapatkan informasi karena tidak adanya
akses yang cukup. Tidak adanya media menjadi penghambat dalam penyebaran
informasi terutama masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan atau pelosok. Hanya masyarakat di kotalah yang lebih
menguasai perkembangan informasi. Kini tempat bukan jadi alasan untuk mengakses
informasi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menjembatani
setiap orang yang ada di pelosok bumi ini.
Media
massa baik cetak maupun elektronik telah mengalami kemajuan. Kemajuan ini memberikan
efek positif bagi masyarakat kita. Kita sudah begitu mudah mendapatkan
informasi melalui surat kabar ataupun televisi. Bahkan sekarang ini kita telah
sangat dipermudah oleh adanya internet. Dengan internet kita dapat mengakses
informasi secepat dan seluas mungkin di mana dan kapanpun kita kehendaki.
Inti
yang terkandung dalam media massa adalah informasi berupa news atau berita dan views atau
opini. Perbedaan makna kedua bentuk tersebut sering sekali mengalami
kesalahpahaman. Jangankan masyarakat umum, kita sebagai pelajar atau mahasiswa
pun masih sulit membedakan news dan views. Jika ditanya mengenai pengertian
berita maka banyak sekali yang mengatakan semua yang ada di media massa,
misalnya surat kabar adalah berita. Kita sering sekali mengatakan bahwa semua
informasi adalah berita. Pada hal sesungguhnya berita memiliki arti yang lebih
spesifik. Tidak semua informasi dapat dikatakan berita. Berita adalah sajian
informasi yang faktual dan aktual serta memiliki nilai guna bagi masyarakat. Berita
ditulis dengan menggunakan prinsip 5W + 1H, yaitu what, why, who, when, where, and how. Prinsip tersebut menjelaskan
suatu peristiwa sedetail mungkin berdasarkan fakta atau kejadian yang
sebenarnya tanpa ada unsur penambahan di dalamnya. Sedangkan opini adalah tulisan
jurnalistik yang berisi pandangan atau pendapat penulisnya mengenai suatu hal
atau peristiwa tanpa harus terikat prinsip 5W + IH.
Jika
membedakan pengertian saja kita mengalami kesulitan, bagaimana pula membedakan
jenis dari news dan views tersebut. Baik news ataupun views memiliki jenis yang beragam. Pembedaan jenis ini bertujuan
untuk memudahkan kita mengetahui informasi jenis apa yang sedang kita baca. Hal
ini dirasa penting karena tidak semua informasi yang disajikan berasal dari
kategori yang sama. News atau berita
bermacam-macam, antara lain straight
news, soft news, dept news, investigation news, interpretative news, dan opinion news. Sedangkan views atau opini terdiri dari artikel,
kolom, tajuk rencana, esai, surat pembaca, karikatur, dan pojok.
Kita
harus bisa membedakan sebuah tulisan apakah termasuk jenis berita (news) ataukah opini (views). Perbedaan pengertian keduanya
masih sulit dipahami karena kurangnya pemahaman. Oleh karena itu, penulis
merasa penting untuk membuat tulisan dalam bentuk makalah berikut yang
menyajikan informasi atau materi yang baik untuk dibaca mengenai jenis-jenis news dan views.
Penulisan
makalah ini selain bertujuan untuk memenuhi penyelesaian tugas mata kuliah
Penulisan Artikel, juga untuk memberikan tambahan pengetahuan bagi pembaca agar
kita bisa membedakan jenis informasi news
atau views. Karena fakta yang
kita temui di lapangan menunjukkan bahwa kita masih banyak yang tidak memahami
pengertian dan jenis keduanya. Penulisan makalah ini diharapkan dapat menjadi
salah satu alternatif efektif yang dapat membantu kita mengklasifikasikan
jenis-jenis news dan views.
BAB
II
PEMBAHASAN
Kandungan
utama dari sebuah media massa baik cetak maupun elektronik adalah informasi.
Informasi merupakan pesan, ide, gagasan, ataupun pandangan yang ingin
disampaikan oleh suatu pihak kepada pihak lain dengan menggunakan berbagai
media. Informasi yang dimuat dalam media massa dapat dikelompokkan ke dalam 2
bagian, yaitu news (berita) dan views (opini).
2.1 News atau Berita
Secara umum kita
mengartikan berita sebagai laporan, pemberitahuan, kabar, ataupun informasi.
Tetapi sesungguhnya berita memiliki definisi yang lebih spesifik dibandingkan
sekedar informasi. Suatu informasi dapat dikategorikan berita jika memenuhi unsur-unsur atau syarat-syarat
tertentu. Menurut Dedi Iskandar Muda (2008:22) berita adalah suatu fakta atau
ide atau opini aktual yang menarik dan akurat serta dianggap penting bagi
sejumlah besar pembaca, pendengar maupun penonton. Sejalan dengan pendapat
tersebut Mitchel V. Charnley dalam Romli (2009:5) mengatakan bahwa berita
adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual,
penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca, serta menyangkut kepentingan
mereka. Sedangkan menurut Northcliffe dalam Hikmat dan Purnama Kusumaningrat
(2009:33) berita adalah sesuatu yang tidak biasa.
Menggarisbawahi
pendapat Northcliffe di atas, ia menekankan pengertian berita pada unsur
keanehan dan ketidaklaziman, sehingga memiliki daya tarik tersendiri dan
menggelitik rasa ingin tahu pembaca ataupun penonton. Ia mengatakan “If a dog bites a man, it is not news. But
if a man bites a dog is news.” (Jika seekor anjing menggigit seseorang, itu
bukanlah berita. Tetapi jika orang menggigit anjing, itulah berita).
Kita
boleh saja menyetujui pendapat Northcliffe tersebut karena berita dituntut
mampu menarik perhatian masyarakat. Jika beritanya tidak menarik maka sudah
barang tentu sedikit atau bahkan tidak ada orang yang akan membaca atau
mendengarkan berita itu. Tetapi disisi lain kita juga bisa saja tidak
menyetujui pendapat tersebut yang menyatakan “Jika seekor anjing menggigit
seseorang, itu bukanlah berita”. Jika orang yang digigit anjing tersebut adalah
masyarakat umum yang tidak memiliki nama yang famous, maka mungkin saja tidak memiliki daya tarik. Tetapi jika
yang digigit anjing tersebut adalah orang yang tersohor, presiden misalnya,
maka hal tersebut bisa saja menjadi berita yang sangat menarik.
Mendefinisikan
makna berita bukan perkara yang mudah karena mengenali berita lebih mudah
dibandingkan memberikan batasan pengertiannya. Banyak tulisan yang menyatakan
bahwa sampai saat ini belum ada pengertian tunggal dari kata tersebut. Oleh
karena itu, kita diberikan tugas untuk lebih bijak mengutip definisi berita
dari banyak asumsi atau pendapat yang ada.
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa berita adalah wacana berupa laporan mengenai
suatu peristiwa atau kejadian yang bersifat faktual, memiliki nilai guna, serta
menarik bagi khalayak umum.
Dari
uraian di atas, kita juga dapat menangkap bahwa ada syarat-syarat tertentu yang
harus dimiliki oleh sebuah berita agar memiliki nilai jual dalam hal ini berkaitan
dengan jurnalistik dan media massa, yakni:
a.
New,
yaitu
berita tersebut harus merupakan informasi baru yang aktual. Jika berita
tersebut telah usang atau basi maka tentu saja nilai ketertarikannya menurun.
Berita harus berisi informasi-informasi terkini yang belum habis masa
kadaluarsanya sehingga minat konsumsi berita tersebut masih tinggi.
b.
Real,
yaitu
berita tersebut harus bersumber dari kenyataan, bukan berdasarkan hasil
rekayasa pikiran atau karangan yang bersifat fiksi. Berita sejatinya bersifat
faktual karena berita adalah informasi suatu kejadian atau peristiwa yang
benar-benar terjadi. Oleh karena itu, berita dituntut berasal dari sumber yang
terpercaya agar dapat diyakini dan dipertanggungjawabkan kebenarannya.
c.
Urgen,
yaitu
berita tersebut memiliki nilai guna serta menyangkut kepentingan khalayak umum.
Orang tertarik membaca, mendengarkan, ataupun menyaksikan sesuatu karena ia
menilai hal itu penting dan bermanfaat untuknya. Oleh karena itu, berita harus
menyangkut banyak orang, misalnya kenaikan harga yang secara langsung berdampak
kepada semua lapisan masyarakat.
d.
Interesting,
yaitu
berita tersebut harus mampu menarik perhatian konsumen. Selain berita yang
baru, aktual, faktual, dan menyangkut kepentingan khalayak umum, berita yang
menarik adalah yang mengandung unsur mendidik, menghibur, ataupun mengandung
keganjilan.
Di
media massa, kita melihat beragam jenis berita setiap harinya. Kita hanya
membaca, mendengar, ataupun menyaksikan berita itu tanpa mengetahui klasifikasi
atau pengelompokan jenis-jenis berita tersebut. Oleh karena itu, kita
membutuhkan pengetahuan agar kita bisa membedakan berita apa yang sedang kita baca,
dengarkan, atau saksikan tersebut.
Menurut
Dedi Iskandar Muda (2008:40) news atau berita dapat dikategorikan
menjadi tiga bagian, yaitu hard news (berita
berat), soft news (berita ringan),
dan investigative reports (laporan
penyelidikan). Sedangkan Romli (2009:11) mengelompokkan berita ke dalam lima
bagian, yaitu straight news, dept news,
investigation news, interpretative news, dan opinion news.
2.1.1
Straight News atau Hard News
Menurut Romli
(2009:11) straight news adalah berita
langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas. Pada sebagian besar
halaman awal atau halaman depan surat kabar memuat jenis berita ini sehingga
berita ini merupakan berita utama yang disajikan oleh media. Straight news (sering juga
disebut hard news) yakni laporan kejadian-kejadian terbaru
yang mengandung unsur penting dan menarik, ditulis ringkas, singkat dalam
pelaporannya, namun tetap tidak mengabaikan kelengkapan data dan objektivitas (http://taratekkima.blogspot.com/2012/10/jenis-jenis-berita.html).
Dedi
Iskandar Muda (2008:40) mengatakan bahwa hard
news atau berita berat adalah berita tentang peristiwa yang dianggap
penting bagi masyarakat baik sebagai individu, kelompok, maupun organisasi.
Dari pengertian tersebut, kita dapat mengartikan bahwa berita jenis ini
menyangkut khalayak umum atau dengan kata lain mengenai banyak orang. Unsur
inilah yang menjadikan berita ini penting untuk diketahui oleh setiap orang dalam
waktu secepatnya. Berita ini diletakkan di awal media seperti surat kabar
karena sifatnya yang harus segera diberitakan. Berita yang melibatkan banyak
orang sering sekali dianggap menjadi berita yang menarik dikarenakan berita ini
dicari dan dibutuhkan oleh seluruh masyarakat dari semua lapisan, baik itu
pekerja, buruh, petani, pelajar, guru, bahkan pejabat sekalipun. Oleh karena
itu, informasi yang terkandung dalam berita ini memiliki cakupan yang luas,
bukan hanya tingkat nasional tetapi juga internasional.
Media
massa acap kali menginformasikan berita ini sebelum peristiwanya terjadi
sehingga masyarakat memperoleh informasi lebih awal. Misalnya kebijakan
kenaikan harga dan isu penggantian pejabat pemerintahan. Tetapi tentu saja
dengan bermodalkan informasi dari sumber terpercaya sehingga masyarakat atau
khalayak umum dapat meyakini nilai kebenaran berita tersebut, bukan hanya
sekedar mengarang-ngarang. Informasi yang dimuat dalam berita ini mencakup
kejadian-kejadian atau peristiwa nasional maupun internasional, keadaan
masyarakat, masalah ekonomi, kriminal, lingkungan hidup, ilmu pengetahuan dan
pendidikan, dan informasi lainnya.
Sifat
langsung dan apa adanya dari berita ini membuat cara memperolehnya tergolong
mudah. Data yang didapatkan bersifat transparan sehingga tidak ada kesan
ditutup-tutupi. Dan pada umumnya data diperoleh langsung oleh pihak media di
tempat kejadian. Tetapi tidak tertutup kemungkinan beberapa data harus
didapatkan dari sumber informasi lain di luar tempat kejadian. Misalnya pencarian
informasi mengenai limbah suatu perusahaan yang mencemari lingkungan. Dalam
pencarian data untuk berita ini selain meninjau langsung tempat peristiwa, juga
menggali informasi dari pihak perusahaan, seperti pemimpin perusahaan contohnya
yang terkadang tidak bias ditemui langsung di tempat kejadian tetapi harus
menghubunginya di lain tempat dan waktu.
Jadi,
dapat kita simpulkan straight news adalah
berita langsung yang merupakan berita utama yang menjadi headline pada sebuah media massa. Berita ini mengandung sifat urgen yang tinggi karena menyangkut
kepentingan orang banyak. Kepentingan berupa informasi yang harus segera
diketahui khalayak umum sebagai sebuah kebutuhan akan keikutsertaan dalam
perkembangan zaman, khususnya dalam hal komunikasi.
Uraian
di atas telah cukup jelas menguraikan pengertian dari straight news atau berita berat, tetapi untuk lebih jelasnya
berikut ini adalah contoh dari straight
news tersebut.
2.1.2
Soft News atau Feature
Menurut Dedi
Iskandar Muda (2008:41) soft news (berita
ringan) sering juga disebut dengan feature
yaitu berita yang tidak terikat dengan aktualitas namun memiliki daya tarik
bagi pemirsanya. Sedangkan menurut Romli (2009:22) feature merupakan sebuah karangan khas yang menuturkan fakta,
peristiwa, atau proses disertai penjelasan riwayat terjadinya, duduk
perkaranya, proses pembentukannya, dan cara kerjanya. Feature bukan hanya berita yang mengandung unsure 5W + 1H tetapi
juga mengandung unsur sastra dengan mengedepankan unsur why dan how.
Berita
jenis feature ini acap kali
menitikberatkan isi tulisan pada hal-hal yang menarik perhatian khalayak
seperti hal yang menakjubkan dan mengherankan serta hal yang menimbulkan
kekhawatiran bahkan ketakutan ataupun hal bisa meminta simpati penikmatnya.
Objeknya bias saja manusia, hewan, benda, tempat atau apa saja yang bias
menarik perhatian.
Tujuan
penulisan feature ini adalah untuk
menyajikan berita yang dianggap kurang penting atau dikembangkan dari straigt news dengan menekankan pada
pemberian efek senang dan menghibur bagi pembacanya. Feature atau berita ringan ini merupakan salah satu tulisan yang
dapat merilekskan pikiran pembaca setelah sebelumnya bergelut dengan
berita-berita berat. Selingan seperti ini sangat bermanfaat agar otak kita
tidak larut dalam keadaan tegang yang efeknya akan membuat kita sakit kepala
atau bahkan stress. Dalam kehidupan dan realitas sosial kita dihadapkan dengan
banyaknya masalah yang silih berganti seakan tak ada hentinya. Hal ini dapat
membuat otak kita lelah. Membaca feature dapat
menjadi salah satu alternatif yang baik untuk kita coba sebagai penghilang rasa
penat itu. Membaca tidak akan menimbulkan kerugian apapun bagi setiap
pelakukanya karena dengan membaca kita akan lebih banyak mengetahu informasi
dan wawasan kita akan semakin luas.
Feature mengandung
informasi yang lebih dari news atau
berita. Hal-hal yang terabaikan oleh berita biasa dapat kita temukan dalam feature. Tulisan feature tidak akan pernah basi atau hilang keaktualannya karena feature tidak terikat dengan aktualitas.
Kapan saja kita tidak akan pernah bosan membaca jenis tulisan ini karena feature ditulis menggunakan human interest (sentuhan perasaan).
Jadi, dapat kita simpulkan bahwa feature
adalah jenis berita ringan yang dibuat berdasarkan fakta tetapi disajikan
secara menarik dengan menekankan pada unsur sastra dan sentuhan perasaan.
Feature memiliki karakteristik
tersendiri yang menempatkannya pada posisi khusus dalam sebuah media sehingga
banyak ahli jurnalistik yang menyebutnya dengan kata “tulisan atau karangan
khas”. Romli (2009:21-22) menuliskan cirri khas feature yang membedakannya dari berita biasa sebagai berikut:
a. Mengandung
segi human interest
Tulisan feature memberi penekanan pada fakta-fakta yang dianggap mampu
menggugah emosi, menghibur, memunculkan empati, dan keharuan. Dengan kata lain,
sebuah feature harus mengandung segi human interest atau human
touch (menyentuh perasaan manusia). Oleh karena itu, feature merupakan soft news atau
berita ringan. Berbeda dengan hard news atau
berita keras yang isinya mengacu kepada pemahaman menggunakan pikiran.
b. Mengandung
unsur sastra
Hal yang membuat feature begitu berbeda dengan berita
biasa adalah karena feature
mengandung unsur sastra. Feature ditulis
dengan gaya penulisan fiksi sehingga feature
mirip dengan cerpen atau novel, ringan dan menyenangkan namum tetap
informatif dan faktual. Oleh karena itu, seorang penulis feature adalah seorang yang pandai bercerita atau membuat cerita.
Sifat feature yang ringan dan menghibur ini merupakan salah satu
pemenuhan fungsi entertainment dalam
surat kabar. Seorang penulis feature harus
memiliki ketajaman dalam melihat, memandang, dan menghayati suatu peristiwa. Ia
harus mampu pula menonjolkan suatu hal yang meskipun sudah umum, namun belum
terungkap sepenuhnya.
Feature
memilki banyak ragam atau jenisnya. Oleh karena itu, kita harus bisa
membedakan feature jenis apa yang
sedang kita baca. Berikut ini beberapa jenis feature menurut Romli (2009:24-25), yaitu sebagai berikut:
a. Feature berita
Lebih banyak mengandung unsur
berita, berhubungan dengan peristiwa aktula yang menarik perhatian khalayak.
Biasanya merupakan pengembangan dari sebuah straight
news.
b. Feature artikel
Cenderung menekankan segi sastra.
Biasanya dikembangkan dari sebuah berita yang tidak aktual lagi atau berkurang
aktualisasinya. Misalnya, tulisan mengenai suatu keadaan atau kejadian,
seseorang atau suatu hal, suatu pemikiran, tentang ilmu pengetahuan, dan
lain-lain yang dikemukankan sebagai laporan (informasi) yang dikemas secara
ringkas dan menghibur.
c. Feature human interest
Tulisan ini langsung menyentuh
keharuan, kegembiraan, kejengkelan atau kebencian, simpati dan sebagainya.
Misalnya, cerita tentang penjaga mayat di rumah sakit, liku-liku kehidupan
seorang guru di daerah terpencil, atau kisah seorang penjahat yang dapat
menimbulkan kejengkelan.
d. Feature pribadi-pribadi menarik
atau feature biografi
Misalnya riwayat hidup seorang
tokoh yang meninggal, tentang seorang yang berprestasi, atau seseorang yang
memiliki keunikan sehingga bernilai tinggi.
e. Feature perjalanan
Misalnya kunjungan ke tempat
bersejarah di dalam ataupun di luar negeri, atau ke tempat yang jarang
dikunjungi orang. Dalam feature jenis
ini, unsur subjektivitas menonjol, karena biasanya penulisnya yang terlibat
langsung dalam peristiwa atau perjalanan itu dengan menggunakan “aku”, “saya”,
atau “kam” dengan sudut pandang atau point
of view orang pertama.
f. Feature sejarah
Tulisan tentang peristiwa masa
lalu, misalnya peristiwa Proklamasi Kemerdekaan, atau peristiwa keagamaan,
dengan memunculkan “tafsir baru” sehingga tetap terasa aktual atau masa kini.
g. Feature petunjuk praktis (tips),
practical guidance feature atau how to do it
Misalnya tentang memasak, merangkai
bunga, membangun rumah, dan sebagainya.
Berikut ini adalah contoh sebuah
tulisan feature dengan judul “Si Mata
Biru” oleh Herman RN yang dikutip dari http://taratekkima.blogspot.com/2012/10/jenis-jenis-berita.html.
2.1.3
Dept News
Menurut Romli (2009:11) dept news adalah berita mendalam,
dikembangkan dengan pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan.
Pendapat lain yang dikutip dari http://abdussomadsr.blogspot.com/2011/07/jenis-jenis-berita.html
juga menyatakan bahwa dept news adalah
uraian fakta
dan atau pendapat yang mengandung nilai berita, dengan menempatkan fakta dan
atau pendapat itu pada mata rantai dan merefleksikannya dalam konteks
permasalahan yang lebih luas.
Secara ringkas dalam http://anis-sumatari.blogspot.com/2011/12/jenis-jenis-berita-dalam-jurnalistik.html
dikatakan bahwa pada dept news reporter
menghimpun informasi dengan fakta-fakta mengenai peristiwa itu sendiri sebagai
informasi tambahan untuk peristiwa itu.
Berita mendalam atau dept news merupakan berita yang
menyajikan fakta-fakta layaknya berita berat tetapi juga menyajikan secara
mendalam informasi yang ada dibalik fakta-fakta yang telah diungkapkan
sebelumnya. Berita berat tidak memuat hal tersebut tetapi berita mendalam
memuatnya dikarenakan hal tersebut dapat saja menjadi sangat menarik atau
bahkan ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Penyajian ini bertujuan untuk
memaparkan informasi yang lebih luas sehingga masyarakat pembacanya lebih
mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan fakta-fakta yang ada seca mendalam dan
mendetail.
2.1.4
Investigation News
Menurut Romli
(2009:11) investigation news adalah
berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai
sumber. Sedangkan dalam http://abdussomadsr.blogspot.com/2011/07/jenis-jenis-berita.html
dikatakan bahwa berita investigatif merupakan berita
yang mencari fakta tersembunyi dengan cara menelusuri jejak dari
peristiwa dan atau pendapat yang sudah diketahui atau fakta di permukaan. Dengan
demikian sifat uraiannya lebih banyak membandingkan antara fakta di permukaan
dan fakta tersembunyi yang berhasil ditemukan.
Menurut
Dedi Iskandar Muda (2008:42) inevestigation
news atau laporan penyelidikan adalah jenis berita yang ekslusif. Datanya
tidak bias diperoleh dipermukaan, tetapi harus dilakukan berdasarkan
penyelidikan. Sehingga penyajian berita yang seperti ini membutuhkan waktu yang
lama dan tentu akan menghabiskan energi reporternya.
Mengungkapkan
data dalam laporan penyelidikan ini tentu bukan hal yang mudah oleh karena itu
reporter yang bertugas dalam pembuatan jenis berita ini harus memiliki banyak
sumber yang terpercaya dan sumber tersebut harus dapat dijamin keselamatan diri
dengan kata lain tidak boleh terekspos. Oleh karena itu, membuat berita ini
sangat sulit terutama di media televisi. Di media suarat kabar atau media ceta,
bias saja sumber yang diwawancarai tidak dituliskan namanya tetapi di media
televisi sumber yang diwawancarai harus diperlihatkan, untung saja perkembangan
teknologi sekarang ini dapat mendukung jenis berita ini dengan cara memberikan
efek buram dan suara samaran ketika pihak sumber informasi atau narasumber
diwawancarai. Jadi, tidak mengherankan jika pihak pemerintah sekarang ini
memasang kamera tersembunti atau CCTV di kawasan yang dianggap penting atau lokasi
rawan.
Jadi, investigation news atau berita investigatif adalah berita yang
menyajikan informasi yang dihasilkan melalui proses investigasi berupa
penyelidikan atau penelitian terhadap suatu peristiwa atau kejadian. Proses
investigasi ini bertujuan untuk mendapatkan informasi selengkap dan sedalam
mungkin dalam sebuah penyelidikan yang dilakukan oleh pihak media. Seperti pengertian
investigation news yang tertulis
dalam http://radencahyoprabowo.blogspot.com/2013/03/jenis-berita.html
yaitu berita yang ditulis melalui pendalaman intensif tentang suatu kasus yang
menarik dan menyangkut kepentingan masyarakat luas.
2.1.5
Interpretative News
Kata interpretative
yang dalam bahasa Indonesia dituliskan sebagai interpretasi memiliki makna
pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoritis terhadap suatu hal. Jadi
dapat kita tafsirkan bahwa pengertian interpretative
news adalah berita berupa pendapat pihak media dalam hal ini wartawan atau
reporter mengenai suatu hal. Menurut Romli (2009:12) interpretative news adalah berita yang dikembangkan dengan pendapat
atau penilaian wartawan berdasarkan fakta yang ditemukan. Sumber lain yang
dikutip dari http://jelajahiduniakomunikasi.blogspot.com/2013/04/jenis-berita-dalam-jurnalistik.html
juga mengatakan bahwa interpretative news
adalah jenis berita yang bersifat mengabarkan isu suatu masalah atau
peristiwa kontroversial.
Dalam berita interpretatif seorang wartawan harus
berfikir layaknya ilmuwan yang akan meneliti sebuah permasalahan. Wartawan
harus memiliki kesimpulan atau kecurigaan awal tentang sebuah peristiwa. Peristiwa
pasti terkait dengan sesuatu yang lebih besar dan penting. Dari kecurigaan
tersebut wartawan mengumpulkan informasi sebagai bahan pembuktian. Informasi
tersebut adalah hasil wawancara dengan narasumber, data-data, maupun pengamatan
indrawi si wartawan. Setelah itu, informasi yang terhimpun disusun dalam sebuah
berita.
Jika informasi yang
tersusun sejalan dengan kecurigaan wartawan maka berarti interpretasinya
terbukti. Jika tidak terbukti maka pembuktian wartawan tersebut bisa
menerangkan dan memperjelas sebuah permasalahan. Layaknya penelitian ilmiah,
dalam berita interpretasi juga tidak dikenal salah atau benar. Tugas wartawan
hanya menyajikan infomasi, setelah itu pembacalah yang berhak untuk menyimpulkan.
Sebagai contoh semisal
pemerintah berencana mengurangi subsidi bahan bakar dengan menaikan harganya
sebesar 20% bulan depan. Menurut nalar wajar, tarif semua angkutan yang
menggunakan bahan bakar juga akan naik. Orang akan membatasi kegiatannya
bepergian yang tidak perlu. Apa pengaruhnya terhadap harga-harga produk yang
mesin produksinya menggunakan bahan bakar solar? Sudah tentu harga
barang-barang produksi pabrik juga akan mengalami kenaikan.
Tetapi bukti kenyataanya
tidak demikian. Perusahaan angkutan kota ditetapkan oleh para pemerintah daerah
untuk tidak menaikkan tarif. Alasannya, kenaikan harga bahan bakar ini tidak
menyebabkan perusahaan-perusahaan angkutan menderita kerugian dan karenanya
tidak ada alasan untuk menaikan jumlah setoran dari para pengemudi
kendaraannya. Demikian pula harga-harga produk buatan pabrik ternyata juga
tidak mengalami kenaikan.
Dihadapkan pada fakta-fakta
yang saling bertentangan ini, maka wartawan pun berada dalam posisi menulis
sebuah berita interpretatif yang memaparkan keadaan ini terhadap khalayak. Kenaikan
harga bahan bakar ternyata tidak berpengaruh terhadap barang-barang maupun
tarif angkutan. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Mungkin sang wartawan
terus juga menulis untuk menunjukan betapa perbaikan ekonomi dalam masyarakat
tidak terpengaruh oleh kenaikan bahan bakar minyak tersebut.
Sebagain besar berita
interpretatif tampaknya memang seperti penjelasan saja. Berita-berita
interpretatif seakan-akan sederhana. Padahal, reporternya sudah menghabiskan
waktu berjam-jam untuk mempelajari dan menganalisis sebelum ia menuliskannya
dalam bentuk akhir. Jadi, dapat disimpulkan bahwa interpretative news adalah berita yang ditulis berdasarkan
pengembangan pendapat atau penelitian penulisnya dalam hal ini reporter atau
wartawan.
2.1.6
Opinion News
Menurut Romli (2009:12) opinion news adalah berita mengenai
pendapat para cendekiawan, sarjana, ahli, atau pejabat mengenai suatu hal,
peristiwa, kondisi poleksosbudhankam, dan sebagainya. Sejalan dengan itu,
pendapat lain yang dikutip dari http://sepherdmaulana.wordpress.com/pers-indonesia/jenis-dan-macam-berita/
juga mengatakan bahwa opinion news adalah
berita mengenai pendapat seseorang. Jadi, dapat kita rangkum sebuah kesimpulan
yang menyatakan bahwa opinion news adalah
jenis berita mengenai suatu hal atau peristiwa yang bersumber dari opini atau
pendapat seseorang yang ahli di dalamnya.
2.2 Views atau Opini
Views
atau
opini merupakan salah satu jenis tulisan jurnalistik yang menyajikan pendapat,
pikiran, ataupun pandangan penulisnya mengenai suatu hal. Tulisan ini lebih
bersifat ke arah subjektif karena isinya berupa buah pikiran seseorang berupa
pandangan untuk menanggapi suatu hal. Views
yang dalam Kamus Lengkap Inggris Indonesia – Indonesia Inggris tulisan Adi
Gunawan (2007:338) diartikan sebagai pandangan, pemandangan, gambaran, maksud,
pendapat, dan tinjauan. Oleh karena pengertian itu lah maka views memiliki arti yang sama dengan
opini. Menurut Kamisa (2007:381) opini adalah pendapat umum. Views
adalah
pandangan atau pendapat mengenai suatu masalah atau peristiwa (http://indicomm.wordpress.com/kode-etik-jurnalistik-2/jurnalistik-berita/).
Pendapat itu kemudian dituangkan ke dalam bentuk tulisan yang kemudian
disajikan dengan disertai contoh-contoh atau fakta-fakta mengenai fenomena atau
peristiwa untuk memperkuat pendapat tersebut. Jadi, dapat kita simpulkan bahwa views atau opini adalah jenis tulisan di
media massa yang dibuat berdasarkan pandangan, pendapat, ataupun buah pikiran
seseorang yang menyajikan informasi mengenai suatu hal.
Menurut
Kuncoro dalam Kunjana Rahardi (2012:21) views
mencakup esai, opini (artikel), kolom, dan tajuk rencana atau editorial. Menurut
Romli (2009:46) views (pandangan), yakni tulisan yang
berisi pandangan, ide, opini, penilaian penulisnya tentang suatu masalah atau
peristiwa. Opini memiliki beberapa jenis antara lain artikel (article),
kolom (column), tajuk rencana (editorial atau opini redaksi), tinjauan (essay),
surat pembaca (letter to the editor), karikatur, dan pojok.
2.2.1 Artikel
Menurut Romli (2009:45-46) artikel
adalah sebuah karangan faktual (nonfiksi) tentang suatu masalah secara lengkap,
yang panjangnya tak tentu, untuk dimuat di surat kabar, majalah, bulletin, dan
sebagainya, dengan tujuan untuk menyampaikan gagasan dan fakna guna meyakinkan,
mendidik, menawarkan pemecahan suatu masalah, atau menghibur. Menulis artikel
pada hakikatnya merupakan pengungkapan pendapat atau ide tentang suatu tema
atau hal dalam bentuk tulisan. Dengan kata lain, menulis adalah aktivitas
menuangkan pikiran tentang suatu masalah dalam sebuah karya tulis. Jadi,
artikel adalah karangan atau tulisan tentang suatu masalah dengan menguraikan
pendapat penulisnya untuk dimuat di media cetak.
Berikut ini adalah struktur tulisan
sebuah artikel menurut Romli (2009:47):
a. Judul
(head).
b. Nama
penulis (by line).
c. Prolog
atau pembuka tulisan (intro).
d. Pengail
atau jembatan antara intro dan pokok bahasan (bridge), bias berupa dua-tiga pertanyaan.
e. Isi
(body), paparan masalah, biasanya
berupa sub-sub judul.
f. Penutup
(closing), bisa berupa kesimpulan
atau ajakan.
g. Keterangan
atau identitas penulis.
Artikel
memiliki jenis yang beragam, Romli (2009:47-48) mengelompokkannya ke dalam empat
kategori, yaitu:
a. Artikel
Deskriptif
Artikel deskriptif (to describe = menggambarkan) adalah
tulisan yang isinya menggambarkan secara detail ataupun garis besar tentang
suatu masalah, sehingga pembaca mengetahui secara utuh suatu masalah yang
dikemukakan.
Contoh: Strategi Pembangunan
Masyarakat Madani
b. Artikel
Eksplanatif
Artikel eksplanatif (to explain = menerangkan, menjelaskan)
isinya menerangkan sejelas-jelasnya tentang suatu masalah, sehingga si pembaca
memahami betul masalah yang dikemukakan.
Contoh: Mengapa Terjadi Kerusuhan?
c. Artikel
Prediktif
Artikel prediktif (to predict = meramalkan) berisi ramalan
atau dugaan apa yang kemungkinan terjadi pada masa datang, berkaitan dengan
masalah yang dikemukakan.
Contoh: Tantangan Bangsa Indonesia
pada Abad 21
d. Artikel
Preskriptif
Artikel Persepektif (to prescribe = menentukan, menuntun)
isinya mengandung ajakan atau perintah bagi pembaca agar melakukan sesuatu.
Kata-kata ‘harus’, ‘seharusnya’, ‘hendaknya’, ‘seyogianya’, dan semacamnya
mendominasi tulisan ini.
Contoh: Mewaspadai AIDS: Hindari Seks
Bebas
2.2.2
Kolom
Menurut Slamet
Soeseno (1997:103) kolom isinya hanya pendapat. Penulisnya dituntut agar yang
dikemukakannya itu benar-benar pendapatnya saja. Berbeda dengan tulisan artikel
yang berisi pendapat namum disertai tuturan data, fakta, berita, atau
argumentasi berdasarkan teori keilmuan yang mendukung pendapatnya tentang suatu
masalah. Manurut Romli (2009:89) kolom (column)
adalah sebuah rubrik khusus di media massa cetak yang berisikan karangan atau
tulisan pendek, yang berisikan pendapat subjektif penulisnya tentang suatu masalah.
Satu-satunya pendukung pendapat kolomnis hanya argumentasi berdasarkan
penalaran, pemikiran kritis, menurut pendapat subjektifnya. Oleh karena itu, kolomnis diisyaratkan
memiliki kemampuan keilmuan yang tinggi dan diakui keahliannya. Jadi, kolom
adalah salah satu jenis tulisan jurnalistik yang isinya berupa pandangan murni
penulisnya mengenai suatu hal atau suatu masalah.
Tulisan kolom tidak mempunyai
struktur tertentu, misalnya ada bagian pendahuluan, isi, dan penutup. Kolom
langsung berisi tubuh tulisan, yaitu berupa pengungkapan pokok bahasan dan
pendapat penulisnya tentang masalah tersebut. Judulnya pun biasanya singkat
saja. Bahkan bisa saja hanya terdiri dari satu kata.
Dalam media massa tulisan ini
bernama asli Kolom tetapi dalam beberapa media diberi nama lain, seperti
Resonansi dan Refleksi dalam Republika, Asal Usul dalam Kompas, Perspektif
dalam Ummat, dan sebagainya. Berikut ini contoh tulisan kolom.
2.2.3
Tajuk Rencana
Menurut Lyle Spencer dalam Dja’far
Asegaff (1985:63) tajuk rencana adalah pernyataan mengenai fakta dan opini
secara singkat, logis, menarik ditinjau dari segi penulisan, dan bertujuan
untuk mempengaruhi pendapat, atau memberikan interpretasi terhadap suatu berita
yang menonjol sedemikian rupa, sehingga bagi kebanyakan pembaca surat kabar
akan menyimak pentingnya arti berita yang dijadikan tajuk tadi. Di sisi lain
Romli (2009:92) mengatakan bahwa tajuk adalah jati diri atau identitas sebuah
media massa. Melalui tajuklah redaksi media tersebut menunjukkan sikap atau
visinya tentang sebuah masalah aktual yang terjadi di masyarakat. Jadi, dapat
kita simpulkan bahwa tajuk rencana adalah tulisan yang merupakan induk karangan
sebuah media massa yang berisi tentang pandangan redaksi media tersebut
mengenai suatu hal atau peristiwa yang sedang aktual diperbincangkan oleh
masyarakat. Tajuk
rencana yang berupa artikel pendek dan mirip dengan tulisan kolom ini, biasanya
ditulis oleh pemimpin redaksi atau redaktur senior yang mampu menyuarakan
pendapat medianya mengenai suatu masalah aktual. Pendapat ini berupa pandanagn
media tersebut sebagai jalan untuk menyampaikan visi, sikap, opini, ataupun
pemikiran mengenai suatu hal. Penulisan
tajuk rencana ini bertujuan untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat
melalui sudut pandang suatu media massa. Sehingga kita pembacanya mendapatkan
informasi ataupun bantuan mengenai cara menanggapi suatu masalah yang sedang
hangat-hangatnya diperbincangkan dan kita pun memiliki referensi tersendiri
untuk membandingkan tafsiran-tafsiran yang ada tentang masalah tersebut.
2.2.4
Essay
Menurut Kamisa (2007:163) esai
adalah tulisan prosa yang mengungkap suatu masalah selintas dan berangkat dari
sudut pandang pribadi pengarangnya. Esai merupakan salah satu tulisan
jurnalistik yang menyalurkan pikiran dan pandapat pengarangnya. Pendapat lain juga
mengatakan esai memiliki arti komposisi prosa singkat yang mengekspresikan opini
penulis tentang subjek tertentu (http://manajemenkomunikasi.blogspot.com/2011/05/jenis-jenis-tulisan-jurnalistik.html).
Struktur tulisan esai sistematika
penulisannya dibagi menjadi tiga bagian (1) Pendahuluan (berisi latar belakang
informasi yang mengidentifikasi), (2) Tubuh atau isi/pembahasan (menyajikan
seluruh informasi tentang subjek), dan (3) Penutup berupa kesimpulan (konklusi
yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari
tubuh esai, atau menambahkan beberapa observasi tentang subjek).
Dari pengertian tersebut tentu kita
dapat dapat mengetahui jika esai merupakan tulisan yang bersifat subjektif atau
argumentatif dalam penyampaiannya. Sebuah esai merupakan suatu penilaian,
pandangan, atau evaluasi penulis terhadap sebuah fakta yang terjadi untuk
kemudian diambil kesimpulan. Di sini ada unsur yang wajib ada pada sebuah esai
yaitu fakta atau kejadian nyata yang dikritisi, atau dengan kata lain sebuah
esai bukan sebuah prosa fiktif atau karangan belaka.
Menulis esai memiliki tujuan untuk
meyakinkan pembaca untuk percaya terhadap pendapat penulis tentang sebuah
kejadian. Dengan tujuan tersebut, pendapat dalam esai hendaknya disertai dengan
data-data atau fakta yang menunjang agar pembaca yakin terhadap pendapat kita.
Namun demikian, menulis esai tidak harus atau tidak perlu terlalu mendalam
sampai pada teori-teori, cukup ringan saja, dan tidak membatasi penggunaan
bahasa yang sangat baku. Bahasa dalam esai boleh saja bahasa santai, yang
penting menarik, segar, dan meyakinkan.
Jadi, dapat kita simpulkan bahwa
esai adalah tulisan jurnalistik berupa karangan prosa yang mengurai pendapat
dan pikiran penulisnya dibarengi dengan penyertaan data atau fakta untuk
memperkuat argumennya
2.2.5
Surat Pembaca
Dari
kata ‘surat pembaca’ tentu saja secara umum kita dapat menangkap bahwa maknanya
adalah surat yang dituliskan oleh pembaca sebuah surat kabar atau majalah yang
dikirimkan kepada pihak redaksi mengenai suatu hal atau masalah yang
membutuhkan tanggapan atau sekedar memberi saran, kritik, ataupun pendapat. Menurut
Kunjana Rahardi (2012:23) surat pembaca lazimnya berisi opini singkat dari
seorang pembaca, dan lazimnya dimuat secara khusus pula di dalam rubrik ’surat
pembaca’. Selain rubrik dengan nama ‘surat pembaca’, rubrik ini juga sering
diberi nama ‘komentar’ atau ‘komentar anda’, atau ‘pikiran pembaca’, atau
‘surat anda’, dan lain-lain.
Menurut Haris Sumadiria (2005:16) surat pembaca adalah opini singkat yang ditulis
oleh pembaca biasanya berisi keluhan atau komentar pembaca tentang apa saja
yang menyangkut kepentingan dirinya atau masyarakat, dan dimuat dalam rubrik
khusus surat pembaca. Rubrik surat pembaca lebih
merupakan layanan publik dari pihak redaksi terhadap masyarakat. Dalam rubrik
ini, pembaca boleh menuliskan apa saja dan ditujukan kepada siapa saja. Hal yang dibahas pun sangat beragam, misalnya
layanan telekomunikasi yang tidak memuaskan, pelayanan lembaga sosial yang
pilih kasih, pemerintahan yang carut-marut, dan sebagainya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa surat
pembaca adalah wadah yang menjadi sarana penampung aspirasi masyarakat pembaca
untuk menyampaikan keluhan, kritik, saran, pertanyaan, ataupun pendapat
mengenai suatu hal yang ditujukan kepada pihak tertentu dengan memanfaatkan
media massa sebagai tempatnya.
2.2.6
Karikatur
Secara etimologis, karikatural berasal dari
bahasa Italia, caricare, artinya
melebih-lebihkan. Kata caricare itu
sendiri dipengaruhi kata carattere,
juga bahasa Italia, yang berarti karakter dan kata cara dalam bahasa Spanyol berarti wajah. Dengan demikian, secara etimologis karikatur adalah
gambar wajah dan karakteristik seseorang yang diekspresikan secara
berlebih-lebihan.
Menurut
Lukman dalam Sumadiria (2005:8) karikatur merupakan representasi sikap atau
karakter seseorang dangan cara melebih-lebihkan sehingga melahirkan kelucuan.
Karikatur juga sering dipakai sebagai sarana kritik sosial dan politik. Sebuah karikatur dikatakan efektif apabila
karikatur itu telah menjalankan fungsinya, yakni karikatur harus membuat senyum
untuk semua. Senyum untuk yang
dikritik agar tidak marah, senyum untuk masyarakat yang terwakili aspirasinya,
dan senyum untuk sang karikaturis karena tidak terjadi apa-apa.
Kunjana
Rahardi (2012:23) mengatakan bahwa karikatur merupakan jenis views yang sama dengan kartun. Karikatur
digarap oleh seorang ahli grafis di dalam media massa yang bersangkutan. Seorang
jurnalis dapat saja menjadi penggarap karikatur jika ia ahli dalam bidang
grafis sehingga selain membuat berita, ia juga dapat berkarya dalam membuat views dalam bentuk kartun atau
karikatur. Jadi, dapat disimpulkan bahwa karikatur adalah views yang dibuat berupa kartun gambar seseorang yang berisi
tentang pandangan pembuatnya mengenai suatu hal atau masalah yang sedang actual
di kalangan masyarakat.
2.2.7
Pojok
Menurut
Sumadiria dalam Kunjana Rahardi (2012:23) pojok adalah kutipan pernyataan
singkat seorang narasumber atas peristiwa tertentu yang dianggap menarik atau kontroversial.
Kutipan komentar dari seorang narasumber atau mungkin pula kutipan gambaran
singkat suatu peristiwa itu kemudian dikomentari dengan bahasa yang menyentil. Pojok
adalah salah satu rubrik yang ditempatkan atau diletakkan pada sudut kanan atas
atau sudut kanan bawah, tetapi ada pula yang berposisi di bawah kiri atau
kanan. Pojok berisi dua alinea. Alinea pertama menyajikan suntingan berita atau
peristiwa. Alinea kedua menyajikan pendapat atau pandangan. Isi yang disajikan baik dalam alinea pertama maupun
dalam alinea kedua, biasanya terangkai dalam kalimat pendek.
Pojok ditulis oleh implikator surat kabar senior. Pojok diberi nama khusus,
misalnya Rehat (Republika), Mang Usil (Kompas), Mat
Cawang (Sinar Harapan), Si Kabayan (Pikiran Rakyat)
dan sebagainya.
Menurut Naomi (1996:287) pojok
merupakan jendelanya sebuah penerbitan. Pojok memiliki kesan sebagai suara pinggiran
atau arus bawah sebuah koran sebab ruangnya yang kecil, kebiasaan guyonnya, dan
tema-tema tidak penting yang kadang diangkatnya. Bahkan di beberapa koran ia
benar-benar kaum pinggiran karena diletakkan persis di tepi bawah halaman dan
tidak ada satu orang pun yang membeli koran hanya karena pojoknya kecuali orang
yang mempunyai tujuan tertentu, misalnya penelitian atau untuk kepentingan
tugas.
Penamaan
pojok tampaknya disebabkan oleh penempatan rubrik ini di halaman surat kabar.
Ruangan yang diberikan untuknya jauh lebih kecil dibandingkan dengan yang
diberikan pada tajuk rencana, berita ataupun artikel lainnya. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa pojok adalah tulisan jurnalistik yang berkategori views berisi pandangan penulisnya
mengenai suatu hal dengan teknik penyampaian menggunakan bahasa humor, ulasan,
tanggapan, dan kritikan dan ditempatkan di pojok sebuah surat kabar yang
berfungsi untuk menyentil sebuah peristiwa atau kejadian.
PENUTUP
Core atau inti yang menjadi isi dari sebuah
media massa ada dua, yaitu news (berita)
dan views (opini). Berita adalah
wacana berupa laporan mengenai suatu peristiwa atau kejadian yang bersifat
faktual, memiliki nilai guna, serta menarik bagi khalayak umum. Berita dikelompokkan
menjadi 6 (enam), yaitu straight news
atau hard news (berita keras), soft news (berita ringan), dept news (berita mendalam), investigation news (berita
investigasi), interpretative news
(berita interpretatif), dan opinion news (berita opini). Views atau opini adalah jenis tulisan
di media massa yang dibuat berdasarkan pandangan, pendapat, ataupun buah
pikiran seseorang yang menyajikan informasi mengenai suatu hal. Opini dikelompokkan
menjadi 7 (tujuh), yaitu
artikel (article), kolom (column), tajuk rencana (editorial atau
opini redaksi), tinjauan (essay), surat pembaca (letter to the editor),
karikatur, dan pojok.
Baik
news ataupun views dibuat untuk menyajikan informasi kepada publik atau khalayak
umum. Oleh karena itu, kita sebagai pembaca harus sesering mungkin melakukan
kegiatan membaca untuk memperoleh informasi sehingga kita tidak ketinggalan
zaman. Update terhadap informasi
menjadi salah satu kunci kesuksesan kita dalam kehidupan karena dengan
menguasai informasi kita bisa menguasai dunia.
Ukuran
dari harkat seorang manusia adalah kemampuannya. Kemampuan yang dimaksud adalah
kemampuan berpikir yang ditunjang dari penguasaannya akan ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan dapat kita peroleh dari belajar yang salah satunya adalah
membaca. Sebab itu, marilah kita lebih giat mengakses informasi melalui media
massa untuk menambah wawasan kita dari hari ke hari sehingga kita tidak
tergilas oleh roda zaman yang semakin tinggi tingkat kompleksitasnya. Orang
yang pintar adalah orang yang mampu memaknai hidup dengan berpikir karena
sesungguhnya orang yang tidak mau berpikir adalah orang yang gagal.
S O A L
1. Jelaskan
apa yang dimaksud dengan informasi!
2. Jelaskan
apa yang dimaksud dengan media massa!
3. Jelaskan
pengertian news (berita)!
4. Jelaskan
pengertian views (opini)!
5. Jelaskan
maksud dari pernyataan berikut ini!
“Jika
anjing menggigit seseorang, itu bukan berita. Tetapi jika seseorang mengigit
anjing, itu adalah berita”
6. Tuliskan
dan jelaskan syarat sebuah informasi dinyatakan sebuah berita layak muat di
media massa!
7. Tuliskan
klasifikasi atau jenis-jenis dari news (berita)!
Jelaskan secara singkat!
8. Tuliskan
klasifikasi atau jenis-jenis dari views (opini)!
Jelaskan secara singkat!
9. Jelaskanlah
maksud dari tulisan pojok berikut sesuai dengan pendapat Anda!
Salah satu asas pemiluhan umum di
Indonesia adalah rahasia.
Merahasiakan
money politikkah?
10. Mengapa
saat membuat sebuah tulisan kita harus menghindari plagiasi?
DAFTAR PUSTAKA
Assegaff,
Dja’far. 1985. Jurnalistik Masa Kini:
Pengantar ke Praktik Kewartawanan. Jakarta: Ghalia Indonesia
Gunawan, Adi.
2007. Kamus Lengkap Inggris Indonesia –
Indonesia Inggris. Surabaya: Penerbit Kartika
Hikmat dan
Purnama Kusumaningrat. 2009. Jurnalistik:
Teori dan Praktik. Bandung: Remaja Rosdakarya
Kamisa. 2007. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.
Surabaya: Penerbit Kartika
Muda, Dedi
Iskandar. 2008. Jurnalistik Televisi:
Menjadi Reporter Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya
Naomi, Omi Intan. 1996. Anjing Penjaga, Pers di
Rumah Orde Baru. Jakarta: Gorong-Gorong Budaya.
Rahardi,
Kunjana. 2012. Menulis Artikel Opini dan
Kolom di Media Massa. Yogyakarta: Penerbit Erlangga
Romli, Asep
Syamsul. 2009. Jurnalistik Praktis Untuk
Pemula. Bandung: Remaja Rosdakarya
Soeseno, Slamet.
1997. Teknik Penulisan Ilmiah Populer. Jakarta:
Gramedia
Sumadiria, Haris. 2005. Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Surat Kabar:
Kompas tanggal 25 Februari 2010
Kompas tanggal
04 September 2013
Media Indonesia
tanggal 19 Mei 2013
Tempo tanggal 08 Juli 2013
Ummat, Nomor 28
Tahun III, 26 Januari 1998
Website:
http://indicomm.wordpress.com/kode-etik-jurnalistik-2/jurnalistik-berita.html
diakses 10/10/2013
http://www.medanbagus.com/news.php?id=11360
diakses 15/10/2013
http://www.beritakaget.com/berita/4035/korea-utara-siap-luncurkan-roket-jarak-jauh.html
diakses 15/10/2013
http://www.google.com/search?q=contoh+karikatur+koran
diakses 15/10/2013
GLOSARIUM
berita : wacana berupa laporan mengenai suatu peristiwa
atau kejadian yang bersifat faktual, memiliki nilai guna, serta menarik bagi
khalayak umum.
bridge
: pengail atau jembatan
antara intro dan pokok bahasan.
dept
news :
berita mendalam, dikembangkan dengan pendalaman.
deskriptif : menggambarkan
eksplanatif : menerangkan,
menjelaskan
esai
: tulisan jurnalistik
berupa karangan prosa yang mengurai pendapat dan pikiran penulisnya dibarengi
dengan penyertaan data atau fakta untuk memperkuat argumennya.
famous : terkenal, termasyur, tersohor,
kenamaan.
feature : berita ringan yang dibuat
berdasarkan fakta tetapi disajikan secara menarik dengan menekankan pada unsur
sastra dan sentuhan perasaan.
fiksi : cerita rekaan atau khayalan.
headline : pokok atau
kepala berita.
human
interest : mengandung
unsure yang mampu menarik perhatian atau perasaan.
intensif : secara sungguh-sungguh dan rutin.
interpretative : tafsiran.
intro
: prolog atau pembuka
tulisan.
investigation : penelitian atau penyelidikan.
karikatur : views yang dibuat berupa kartun gambar seseorang yang berisi
tentang pandangan pembuatnya mengenai suatu hal.
kolom : salah satu jenis tulisan
jurnalistik yang isinya berupa pandangan murni penulisnya mengenai suatu hal
atau suatu masalah.
konklusi : kesimpulan.
opinion : pendapat atau pandangan.
perspektif : menentukan, menuntun
pojok : tulisan jurnalistik yang berkategori views berisi pandangan penulisnya
mengenai suatu hal dengan teknik penyampaian menggunakan bahasa humor, ulasan,
tanggapan, dan kritikan dan ditempatkan di pojok sebuah surat kabar yang
berfungsi untuk menyentil sebuah peristiwa atau kejadian.
prediktif : meramalkan
redaksi : badan pada surat kabar yang memilih dan menyusun
tulisan yang akan dimuat.
referensi : sumber acuan atau rujukan.
rubrik :
ruang tempat tulisan tertentu dalam surat kabar.
soft
news :
berita ringan, sering juga disebut dengan feature.
straight
news : berita langsung, apa adanya, ditulis
secara singkat dan lugas.
surat
pembaca : wadah yang menjadi sarana
penampung aspirasi masyarakat pembaca untuk menyampaikan keluhan, kritik,
saran, pertanyaan.
tajuk : tulisan yang merupakan induk
karangan sebuah media massa yang berisi tentang pandangan redaksi media
tersebut mengenai suatu hal atau peristiwa yang sedang aktual diperbincangkan
oleh masyarakat.
urgen : penting, dalam keadaan
mendesak.
views
: opini merupakan pendapat,
pikiran, ataupun pandangan.
JIKA KAWAN-KAWAN INGIN CONTOH DARI JENIS NEWS DAN VIEWS TERSEBUT SILAHKAN HUBUNGI SAYA DI :
EMAIL: jason_walkerpanggabean@ymail.com; jasonwalkerpanggabean@gmail.com
FB: Jason Walker Panggabean
TWITTER: Jason Walker P. @jasonwippy
PHONE: 087891096132
Tidak ada komentar:
Posting Komentar