KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Kajian
Pembelajaran Bahasa”.
Makalah ini penulis buat guna
memenuhi syarat untuk mengikuti mata kuliah Wacana yang diasuh oleh Bapak Drs.
M. Safei Harahap, M.Pd pada semester ganjil kelas VA Bahasa Indonesia, selain
itu juga sebagai bahan perkuliahan yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan
pembaca, khususnya bagi para mahasiswa calon guru.
Dalam penulisan makalah ini, penulis
tentunya tidak dapat bekerja sendiri tetapi juga dibantu oleh pihak lain yang
bersangkutan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs.
M. Safei Harahap, M.Pd selaku dosen pengampu yang telah membimbing penulis
dalam menyelesaikan makalah ini. Selanjutnya kepada sumber rujukan yang
tulisannya kami gunakan sebagai referensi dalam makalah ini. Tak lupa juga
kepada rekan satu kelompok maupun satu kelas yang turut membantu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca guna perbaikan makalah ini selanjutnya.
Akhir kata penulis mengucapkan
selamat membaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.
Padangsidimpuan, September 2013
Tim
Kelompok VII
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sebagai instansi atau lembaga
pendidikan tertinggi, perguruan tinggi memiliki peranan yang lebih besar jika
dibandingkan dengan instansi atau lembaga pendidikan dasar maupun menengah. Tanggung jawab ini
diemban oleh seluruh pihak yang ada dalam sebuah lembaga perguruan tinggi, baik
rektor, staf, dosen, maupun mahasiswanya. Banyak tugas yang harus dipenuhi
terutama dalam peningkatan mutu ilmu pengetahuan demi peningkatan mutu sumber
daya manusia. Karena faktor utama dari majunya sebuah Negara adalah sumber daya
manusianya. Jika sumber daya manusianya baik maka dapat dianalogikan bahwa
kemajuan Negara tersebut akan berkembang dengan baik dan begitu juga
sebaliknya.
Setiap perguruan tinggi di Indonesia
mengemban tiga tugas yang disebut “Tri Dharma Perguruan Tinggi”. Tugas tersebut
yaitu tugas pendidikan, tugas penelitian, dan tugas pengabdian kepada
masyarakat. Tugas pertama atau dharma pertama adalah pendidikan, tugas ini
telah terlaksana dengan sendirinya dalam kegiatan belajar mengajar keseharian
yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa. Dosen sebagai pengajar dan mahasiswa sebagai
pebelajar. Dharma kedua adalah penelitian, harus dilakukan demi kemajuan
perkembangan disiplin dan subdisiplin ilmu yang dipelajari sebab tanpa
penelitian yang terus-menerus suatu disiplin ilmu tidak akan maju atau tidak
akan berkembang. Dharma penelitian ini harus dilakukan oleh dosen maupun
mahasiswa. Dosen dapat melakukan penelitian sejak ia diangkat menjadi dosen
sedangkan mahasiswa baru dapat melakukan penelitian sesudah melalui proses
pembelajaran agar memiliki bekal imu dalam bidangnya serta sudah mengikuti
perkuliahan metode penelitian. Kegiatan penelitian yang dilakukan oleh
mahasiswa paling minimal berupa penulisan karya ilmiah atau skripsi pada akhir
studinya menyelesaikan program sarjana pada suatu perguruan tinggi.
Dharma ketiga adalah pengabdian
kepada masyarakat. Tugas ini harus dilaksanakan oleh mahasiswa maupun dosen
sebagai suatu bakti terhadap bangsa dalam mewujudkan penerapan disiplin ilmu
yang mereka geluti untuk keperluan pemecahan-pemecahan masalah dalam praktik
kehidupan masyarakat. Ilmu yang telah dimiliki sudah barang tentu tidak akan
memiliki nilai guna jika tidak diamalkan atau dibaktikan kepada masyarakat.
Untuk dapat melakukan suatu
penelitian, selain terlebih dahulu memahami disiplin ilmu yang diteliti, juga
perlu memahami hal-hal yang berkenaan dengan kegiatan dan prosedur penelitian.
Hal-hal tersebut antara lain hakikat penelitian, metodologi penelitian, alat
bantu penelitian, dan sebagainya.
Dalam masalah penelitian bahasa,
baik struktur internal bahasa, penggunaan bahasa, maupun pembelajaran bahasa
kita harus memahami betul mengenai materi kajian bahasa. Kajian struktur
internal berkenaan dengan kaidah-kaidah kebahasaan yang bersifat kualitatif.
Kajian penggunaan bahasa berkenaan dengan kaidah-kaidah sosial kemasyarakatan
yang bersifat komunikatif. Dan kajian pembelajaran bahasa berkenaan dengan
metode-metode belajar bahasa yang mengarah pada perbaikan atau peningkatan mutu hasil belajar bahasa.
Oleh karena itu, dalam makalah ini
akan dibahas mengenai kajian pembelajaran bahasa yang meliputi metode kegiatan
belajar mengajar, hasil belajar, maupun korelasi antar keduanya, dan
sebagainya.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarakan latar belakang yang
telah diuraikan sebelumnya, maka dapat kita identifikasi beberapa masalah
sebagai berikut:
a.
Hakikat penelitian;
b.
Metodologi penelitian;
c.
Alat bantu penelitian;
d.
Penelitian struktur internal bahasa;
e.
Penggunaan bahasa; dan
f.
Kajian pembelajaran bahasa.
1.3 Batasan Masalah
Ditinjau dari latar belakang dan
identifikasi di atas, maka pembahasan makalah ini dibatasi pada kajian
pembelajaran bahasa.
1.4 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini yang menjadi
rumusan masalah adalah apa saja yang menjadi kajian dalam pembelajaran bahasa pada
sebuah penelitian?
1.5
Manfaat
Adapun
manfaat dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan pembaca
mengenai penelitian khususnya dalam kajian pembelajaran bahasa.
1.6
Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini
selain untuk pemenuhan syarat mengikuti mata kuliah wacana, juga untuk bahan
pembelajaran yang dapat menambah pengetahuan pembaca sesuai dengan manfaatnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Tujuan
utama kajian pembelajaran bahasa adalah untuk mengetahui hasil pembelajaran
itu, mengetahui kekurangan-kekurangan dalam metode dan teknik pembelajaran,
untuk kemudian mengatasinya, demi tercapainya hasil pembelajaran yang lebih
baik[1].
Oleh karena itu, objek atau materi yang dikaji meliputi mulai dari metode yang
digunakan dalam suatu kegiatan belajar mengajar terhadap hasil belajar,
perbandingan hasil belajar melalui dua metode belajar yang berbeda, pengaruh
terhadap suatu aspek terhadap hasil belajar, hubungan (korelasi) antara dua
hasil kegiatan belajar, dan sebagainya.
2.1
Faktor Penentu Keberhasilan Dalam Belajar
Dalam
melakukan kegiatan belajar tentu tujuan utamanya adalah memperoleh hasil
belajar sebaik atau semaksimal mungkin. Banyak faktor yang menjadi penentu
keberhasilan dalam belajar, termasuk dalam pembelajaran bahasa, antara lain:
a.
kualitas guru;
b.
kurikulum;
c.
bahan ajar;
d.
minat dan motivasi siswa;
e.
tingkat intelegensi siswa;
f.
sarana dan fasilitas belajar;
g.
lingkungan sekolah;
h.
perhatian orang tua (keluarga)
i.
latar belakang sosial budaya; dan
j.
lingkungan tempat tinggal.
2.2
Topik-Topik Kajian
Berdasarkan
faktor-faktor tersebut terdapat banyak sekali hal yang dapat dijadikan topik
kajian. Berikut ini adalah beberapa contoh masalah yang dapat dikaji dalam
pembelajaran bahasa, yaitu antara lain:
a.
masalah penggunaan metode tertentu dalam pengajaran
bahasa;
b.
masalah pengaruh lingkungan belajar dengan hasil
belajar bahasa;
c.
masalah pengaruh motivasi belajar terhadap hasil
belajar bahasa;
d.
masalah pengaruh bahasa ibu terhadap hasil belajar
bahasa;
e.
hubungan antara kemampuan bernalar dan penguasaan
struktur kalimat dengan kemampuan menulis argumentasi;
f.
hubungan antara minat baca dan penguasaan kosakata
dengan kemampuan menulis narasai; dan sebagainya.
2.3
Perumusan Masalah
Masalah-masalah
yang disebutkan di atas masih bersifat umum dan luas. Untuk dapat dikaji dengan
baik masalah itu perlu dipersempit, antara lain dengan menyebut yang dikaji,
tempat kajian, dan lain sebagainya[2].
Untuk memperjelasnya dapat kita angkat sebuah contoh dari permasalahan di atas
, yaitu masalah (E) “Hubungan antara kemampuan bernalar dan penguasaan struktur
kalimat dengan kemampuan menulis argumentasi”. Maka jika dipersempit dalam
bentuk kajian akan menjadi (E1) “Hubungan antara kemampuan bernalar dan
penguasaan struktur kalimat dengan kemampuan menulis argumentasi siswa kelas XI
SMAN 1 Pinangsori.” Kemudian masalah tersebut dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya
menjadi (E2) “Adakah hubungan antara kemampuan bernalar dan penguasaan struktur
kalimat dengan kemampuan menulis argumentasi siswa kelas XI SMAN 1
Pinangsori?”.
Sebelum
masalah dirumuskan, sebenarnya perlu dikemukakan dahulu mengapa masalah
tersebut layak diteliti. Misalnya untuk masalah (E) dapat kita katakan
pelajaran menulis argumentasi itu penting. Di sini ingin diketahui adakah
sumbangan variabel kemampuan bernalar dan penguasaan struktur kalimat bagi
hasil pelajaran menulis argumentasi itu. Apabila hasilnya positif atau “ya” maka
kemampuan bernalar dan penguasaan struktur kalimat perlu ditingkatkan dulu
sebelum menulis karangan argumentasi.
2.4
Kajian Teori dan Kerangka Konsep
Setelah
masalah dirumuskan maka perlu dilakukan kajian teori yang berkenaan masalah
atau variabel yang dikaji itu[3]. Sebagai
contoh untuk masalah (E) perlu diajukan teori mengenai apa yang dimaksud dengan
kemampuan bernalar, penguasaan struktur kalimat, dan apa yang dimaksud dengan
karangan argumentasi, apa bedanya dengan karangan jenis lain (narasi, persuasi,
deskripsi, dan sebagainya).
Teori
hendaknya diambil dari sumber (buku, jurnal, dan lain-lain) yang terbaru dan
sudah seharusnya dari pakar yang ahli di bidangnya. Teori lama (buku lama)
boleh saja digunakan kalau belum ada teori baru yang “membatalkan” teori lama
itu. Keterangan dari kamus umum jangan digunakan sebagai acuan teori karena
kamus hanya menjelaskan makna kata kecuali barangkali kamus istilah dalam
bidang yang dikaji[4].
Kajian teori dilanjutkan dengan
uraian mengenai kerangka konsep. Kerangka konsep ini merupakan kesimpulan dari
kerangka teori yang bias digunakan untuk menganalisis atau mengukur data
penelitian[5].
Contoh secara singkat kerangka konseptual dari masalah (E) adalah “Kemampuan
bernalar yang merupakan kesanggupan peserta didik dalam menggunakan analogi
berpikir berkaitan erat dengan pemahamannya dalam mempelajari struktur kalimat
yang merupakan susunan pola-pola atau unsure-unsur dalam kalimat. Hal ini akan
berdampak pada kemahiran peserta didik dalam menulis argumentasi.”
2.5
Pengajuan Hipotesis
Hipotesis
disusun berdasarkan kerangka teori. Hipotesis hanya terdapat dalam kajian
kuantitatif atau yang menganalisis data kuantitatif dengan menggunakan
perhitungan statistik. Kajian yang mencari hubungan antara dua variabel atau
lebih, kajian yang mempersoalkan adanya pengaruh, atau yang membicarakan adanya
perbedaan, tentu memiliki hipotesis. Hipotesis ini akan mengarahkan kerja
analisis data selanjutnya. Hipotesis ini bias mengarahkan jawaban ke arah
positif atau ke arah netral[6].
Sebagai
contoh, untuk masalah (E) yang menghubungkan tiga buah variable, hipotesisnya
dapat disusun sebagai berikut:
a.
Ada hubungan antara kemampuan bernalar dengan kemampuan
menulis karangan argumentasi.
b.
Ada hubungan antara penguasaan struktur kalimat dengan
kemampuan menulis karangan argumentasi.
c.
Ada hubungan antara kemampuan bernalar dan penguasaan
struktur kalimat dengan menulis karangan argumentasi.
Lalu hipotesis kebalikannya (hipotesis nol) adalah sebagai brikut:
a.
Tidak ada hubungan antara kemampuan bernalar dengan
kemampuan menulis karangan argumentasi.
b.
Tidak ada hubungan antara penguasaan struktur kalimat
dengan kemampuan menulis karangan argumentasi.
c.
Tidak ada hubungan antara kemampuan bernalar dan
penguasaan struktur kalimat dengan menulis karangan argumentasi.
Hipotesis kelompok pertama yang mengarah pada ada pengaruh, ada
perbedaan, atau ada hubungan lazim disebut hipotesis penelitian (Hp) dan
hipotesis kelompok kedua yang mengarah pada tidak ada pengaruh, tidak ada
perbedaan, atau tidak ada hubungan disebut hipotesis nol[7].
2.6
Metodologi Penelitian
Metodologi
penelitian berkenaan dengan masalah tujuan penelitian, metode yang digunakan,
tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel (objek penelitian), variabel
penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis
data[8].
Tujuan penelitian, menyebut apa yang diharapkan dari
penelitian itu. Misalnya untuk masalah (E) di atas dapat kita perinci tujuannya
sebagai berikut:
a.
Mengetahui ada tidaknya hubungan antara kemampuan
bernalar dengan kemampuan menulis karangan argumentasi.
b.
Mengetahui ada tidaknya hubungan antara penguasaan
struktur kalimat dengan kemampuan menulis karangan argumentasi.
c.
Mengetahui ada tidaknya hubungan antara kemampuan
bernalar dan penguasaan struktur kalimat dengan kemampuan menulis karangan
argumentasi.
Metode penelitian, menyebutkan
metode apa yang digunakan dalam kajian itu. Misalnya untuk masalah (E)
menggunakan metode survei dengan teknik korelasi.
Tempat dan waktu, menyebutkan
tempat penelitian dilakukan dan waktu pelaksanaan penelitian. Tempat dan waktu
ini biasanya telah disebutkan pada judul kajian. Misalnya, untuk masalah (E)
tempatnya adalah di SMAN 1 Pinangsori dan waktunya semester pertama tahun
ajaran 2011-2012.
Populasi dan sampel, menyebutkan
keseluruhan subjek penelitian, serta sejumlah subjek yang dijadikan percontohan
penelitian. Misalnya, untuk masalah (E) populasinya adalah semua siswa kelas XI
SMAN 1 Pinangsori, sedangkan sampelnya adalah sejumlah siswa kelas XI SMAN 1
Pinangsori yang dipilih dengan cara tertentu. Perlu diperhatikan sampel yang
dipilih haruslah mewakili keseluruhan populasi. Artinya sifat-sifat dan keadaan
populasi harus ada pada sampel tersebut.
Variabel penelitian, menyebutkan
hal-hal yang akan dikaji. Misalnya, untuk masalah (E) variabelnya ada tiga,
yaitu:
a.
kemampuan bernalar, sebagai variabel bebas pertama.
b.
penguasaan struktur kalimat, sebagai variabel bebas
kedua.
c.
kemampuan menulis karangan argumentasi, sebagai
variabel terikat.
Instrumen penelitian, menyebutkan
alat apa yang digunakan untuk mengambil data. Misalnya, untuk masalah (E) di
atas instrumennya adalah:
a.
tes kemampuan bernalar.
b.
tes penguasaan struktur kalimat.
c.
tes kemampuan menulis karangan argumentasi.
Instrumen itu harus disusun dengan baik dan sebelum digunakan harus diuji
coba dulu kesahihan dan keterandalannya agar data yang diperoleh betul-betul
data yang diharapkan. Setelah data terkumpul baru dilakukan analisis.
2.7
Analisis Data
Analisis
data adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengolah data setelah mengumpulkan
data tersebut dari lapangan. Tujuan analisis data tersebut adalah untuk
mengetahui keberhasilan penelitian yang dilakukan.
Misalnya,
data untuk masalah (E) adalah berupa angka (skor). Skor nilai kemampuan
bernalar (X1), penguasaan struktur kalimat (X2), dan kemampuan menulis karangan
argumentasi (Y). Langkah yang dilakukan untuk menganalisis data tersebut adalah
sebagai berikut:
a.
Mendeskripsikan ketiga skor itu mulai dari (X1) dan
(X2) yang merupakan variabel bebas, lalu (Y) yang merupakan variabel terikat.
b.
Melakukan persyaratan uji normalitas dan uji
homogenitas terhadap data tersebut.
c.
Melakukan pengujian hipotesis.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kajian
pembelajaran bahasa adalah kajian yang bertujuan untuk mengetahui hasil
pembelajaran itu, mengetahui kekurangan-kekurangan dalam metode dan teknik
pembelajaran, untuk kemudian mengatasinya, demi tercapainya hasil pembelajaran
yang lebih baik. Kajian ini erat kaitannya dengan aplikasi dalam bentuk
penelitian tindakan kelas (action class
research) yaitu penelitian yang dilakukan oleh peneliti, misalnya guru di
dalam kelasnya untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dalam proses belajar
mengajar kemudian memperbaikinya dengan cara yang lebih efektif untuk
meningkatkan kualitas hasil belajar. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kajian
pembelajaran bahasa adalah salah satu kajian penting dalam penelitian bahasa di
samping kajian struktur internal dan pemakaian bahasa.
3.2
Implikasi
Penelitian
dilakukan oleh peneliti, baik itu dosen, mahasiswa, atau peneliti lain
bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan sesuai dengan perkembangan zaman
dan kebutuhan tuntutan hidup dalam praktik kemasyarakatan. Oleh karena itu,
penelitian menjadi salah satu tugas penting dari perguruan tinggi. Perguruan
tinggi tidak bias lepas dari hal tersebut karena penelitian berkaitan langsung
dengan proses belajar mengajar atau proses perkuliahan. Keterkaitan inilah yang
menjadi salah satu indikator keberhasilan sebuah perguruan tinggi. Apabila
perguruan tinggi tersebut mampu menghasilkan produk-produk baru berupa ilmu
pengetahuan mutakhir dan memiliki nilai guna yang dapat diterapkan dalam
masyarakat maka dapat dikatakan bahwa lembaga tersebut memiliki kompetensi
kemajuan yang bernilai baik. Oleh karena itu, salah satu aspek yang perlu
dipahami adalah kajian pembelajaran bahasa yang mengkaji tentang cara
pengangkatan masalah dalam penelitian, perumusan, hingga analisis data mentah
menjadi data jadi. Hal ini tentu saja bermanfaat bagi para peneliti agar
penelitiannya dapat berjalan dengan baik dan berhasil semaksimal mungkin.
3.3
Saran
a.
Bagi perguruan tinggi
Sebagai
lembaga pendidikan tertinggi sudah sepatutnya sebuah perguruan tinggi memiliki
kemampuan yang baik dalam hal membimbing dosen maupun mahasiswanya dalam
melakukan penelitian, baik dalam hal sains maupun bahasa. Karena perguruan
tinggilah yang memiliki kontribusi terbesar dalam kemajuan ilmu pengetahuan
suatu Negara. Oleh karena itu, perguruan tinggi harus mengikuti perkembangan
terkini mengenai tata cara dalam melakukan penelitian agar hasilnya dapat
semakin baik.
b.
Bagi dosen
Sebagai
dosen yang mengemban tugas sebagai pemberi ajar harus memahami betul mengenai
tata cara penelitian ataupun kajian pembelajaran bahasa agar ia mampu
membimbing mahasiswanya dalam melakukan penelitian demi kepentingan peningkatan
ilmu pengetahuan.
c.
Bagi mahasiswa
Sebagai
mahasiswa, tak ada lagi cara terbaik yang bisa kita lakukan demi perbaikan
kualitas kita sebagai sumber daya manusia yang intelek selain belajar dan
belajar. Maka belajarlah demi mencapai keberhasilan Tri Dharma Perguruan Tinggi
yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
[1]
Abdul Chaer. 2007. Kajian Bahasa:
Struktur Internal, Pemakaian, dan Pemelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. hal.
153
[2]
Ibid., hal. 155
[3]
Ibid., hal. 157
[4]
Ibid. hal. 157
[5]
Ibid., hal. 157
[6]
Ibid., hal. 157-158
[7]
Ibid., hal. 158
[8]
Ibid.. hal. 159
DAFTAR RUJUKAN
Chaer, Abdul. 2007. Kajian Bahasa: Struktur Internal, Pemakaian,
dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar