Kamis, 26 September 2013

Makalah Kajian Pembelajaran Bahasa



KATA PENGANTAR

            Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Kajian Pembelajaran Bahasa”.
            Makalah ini penulis buat guna memenuhi syarat untuk mengikuti mata kuliah Wacana yang diasuh oleh Bapak Drs. M. Safei Harahap, M.Pd pada semester ganjil kelas VA Bahasa Indonesia, selain itu juga sebagai bahan perkuliahan yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca, khususnya bagi para mahasiswa calon guru.
            Dalam penulisan makalah ini, penulis tentunya tidak dapat bekerja sendiri tetapi juga dibantu oleh pihak lain yang bersangkutan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. M. Safei Harahap, M.Pd selaku dosen pengampu yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Selanjutnya kepada sumber rujukan yang tulisannya kami gunakan sebagai referensi dalam makalah ini. Tak lupa juga kepada rekan satu kelompok maupun satu kelas yang turut membantu.
            Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna perbaikan makalah ini selanjutnya.
            Akhir kata penulis mengucapkan selamat membaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.

                                                                                    Padangsidimpuan,  September 2013
                                                                                    Tim Kelompok VII




BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
            Sebagai instansi atau lembaga pendidikan tertinggi, perguruan tinggi memiliki peranan yang lebih besar jika dibandingkan dengan instansi atau lembaga pendidikan  dasar maupun menengah. Tanggung jawab ini diemban oleh seluruh pihak yang ada dalam sebuah lembaga perguruan tinggi, baik rektor, staf, dosen, maupun mahasiswanya. Banyak tugas yang harus dipenuhi terutama dalam peningkatan mutu ilmu pengetahuan demi peningkatan mutu sumber daya manusia. Karena faktor utama dari majunya sebuah Negara adalah sumber daya manusianya. Jika sumber daya manusianya baik maka dapat dianalogikan bahwa kemajuan Negara tersebut akan berkembang dengan baik dan begitu juga sebaliknya.
            Setiap perguruan tinggi di Indonesia mengemban tiga tugas yang disebut “Tri Dharma Perguruan Tinggi”. Tugas tersebut yaitu tugas pendidikan, tugas penelitian, dan tugas pengabdian kepada masyarakat. Tugas pertama atau dharma pertama adalah pendidikan, tugas ini telah terlaksana dengan sendirinya dalam kegiatan belajar mengajar keseharian yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa. Dosen sebagai pengajar dan mahasiswa sebagai pebelajar. Dharma kedua adalah penelitian, harus dilakukan demi kemajuan perkembangan disiplin dan subdisiplin ilmu yang dipelajari sebab tanpa penelitian yang terus-menerus suatu disiplin ilmu tidak akan maju atau tidak akan berkembang. Dharma penelitian ini harus dilakukan oleh dosen maupun mahasiswa. Dosen dapat melakukan penelitian sejak ia diangkat menjadi dosen sedangkan mahasiswa baru dapat melakukan penelitian sesudah melalui proses pembelajaran agar memiliki bekal imu dalam bidangnya serta sudah mengikuti perkuliahan metode penelitian. Kegiatan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa paling minimal berupa penulisan karya ilmiah atau skripsi pada akhir studinya menyelesaikan program sarjana pada suatu perguruan tinggi.
            Dharma ketiga adalah pengabdian kepada masyarakat. Tugas ini harus dilaksanakan oleh mahasiswa maupun dosen sebagai suatu bakti terhadap bangsa dalam mewujudkan penerapan disiplin ilmu yang mereka geluti untuk keperluan pemecahan-pemecahan masalah dalam praktik kehidupan masyarakat. Ilmu yang telah dimiliki sudah barang tentu tidak akan memiliki nilai guna jika tidak diamalkan atau dibaktikan kepada masyarakat.
            Untuk dapat melakukan suatu penelitian, selain terlebih dahulu memahami disiplin ilmu yang diteliti, juga perlu memahami hal-hal yang berkenaan dengan kegiatan dan prosedur penelitian. Hal-hal tersebut antara lain hakikat penelitian, metodologi penelitian, alat bantu penelitian, dan sebagainya.
            Dalam masalah penelitian bahasa, baik struktur internal bahasa, penggunaan bahasa, maupun pembelajaran bahasa kita harus memahami betul mengenai materi kajian bahasa. Kajian struktur internal berkenaan dengan kaidah-kaidah kebahasaan yang bersifat kualitatif. Kajian penggunaan bahasa berkenaan dengan kaidah-kaidah sosial kemasyarakatan yang bersifat komunikatif. Dan kajian pembelajaran bahasa berkenaan dengan metode-metode belajar bahasa yang mengarah pada perbaikan  atau peningkatan mutu hasil belajar bahasa.
            Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai kajian pembelajaran bahasa yang meliputi metode kegiatan belajar mengajar, hasil belajar, maupun korelasi antar keduanya, dan sebagainya.



1.2 Identifikasi Masalah
            Berdasarakan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat kita identifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
a.       Hakikat penelitian;
b.      Metodologi penelitian;
c.       Alat bantu penelitian;
d.      Penelitian struktur internal bahasa;
e.       Penggunaan bahasa; dan
f.       Kajian pembelajaran bahasa.

1.3 Batasan Masalah
            Ditinjau dari latar belakang dan identifikasi di atas, maka pembahasan makalah ini dibatasi pada kajian pembelajaran bahasa.

1.4 Rumusan Masalah
            Dalam makalah ini yang menjadi rumusan masalah adalah apa saja yang menjadi kajian dalam pembelajaran bahasa pada sebuah penelitian?

1.5 Manfaat
            Adapun manfaat dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan pembaca mengenai penelitian khususnya dalam kajian pembelajaran bahasa.

1.6 Tujuan
            Tujuan penulisan makalah ini selain untuk pemenuhan syarat mengikuti mata kuliah wacana, juga untuk bahan pembelajaran yang dapat menambah pengetahuan pembaca sesuai dengan manfaatnya.
BAB II
PEMBAHASAN
            Tujuan utama kajian pembelajaran bahasa adalah untuk mengetahui hasil pembelajaran itu, mengetahui kekurangan-kekurangan dalam metode dan teknik pembelajaran, untuk kemudian mengatasinya, demi tercapainya hasil pembelajaran yang lebih baik[1]. Oleh karena itu, objek atau materi yang dikaji meliputi mulai dari metode yang digunakan dalam suatu kegiatan belajar mengajar terhadap hasil belajar, perbandingan hasil belajar melalui dua metode belajar yang berbeda, pengaruh terhadap suatu aspek terhadap hasil belajar, hubungan (korelasi) antara dua hasil kegiatan belajar, dan sebagainya.
2.1 Faktor Penentu Keberhasilan Dalam Belajar
            Dalam melakukan kegiatan belajar tentu tujuan utamanya adalah memperoleh hasil belajar sebaik atau semaksimal mungkin. Banyak faktor yang menjadi penentu keberhasilan dalam belajar, termasuk dalam pembelajaran bahasa, antara lain:
a.       kualitas guru;
b.      kurikulum;
c.       bahan ajar;
d.      minat dan motivasi siswa;
e.       tingkat intelegensi siswa;
f.       sarana dan fasilitas belajar;
g.      lingkungan sekolah;
h.      perhatian orang tua (keluarga)
i.        latar belakang sosial budaya; dan
j.        lingkungan tempat tinggal.
2.2 Topik-Topik Kajian
            Berdasarkan faktor-faktor tersebut terdapat banyak sekali hal yang dapat dijadikan topik kajian. Berikut ini adalah beberapa contoh masalah yang dapat dikaji dalam pembelajaran bahasa, yaitu antara lain:
a.       masalah penggunaan metode tertentu dalam pengajaran bahasa;
b.      masalah pengaruh lingkungan belajar dengan hasil belajar bahasa;
c.       masalah pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar bahasa;
d.      masalah pengaruh bahasa ibu terhadap hasil belajar bahasa;
e.       hubungan antara kemampuan bernalar dan penguasaan struktur kalimat dengan kemampuan menulis argumentasi;
f.       hubungan antara minat baca dan penguasaan kosakata dengan kemampuan menulis narasai; dan sebagainya.

2.3 Perumusan Masalah
            Masalah-masalah yang disebutkan di atas masih bersifat umum dan luas. Untuk dapat dikaji dengan baik masalah itu perlu dipersempit, antara lain dengan menyebut yang dikaji, tempat kajian, dan lain sebagainya[2]. Untuk memperjelasnya dapat kita angkat sebuah contoh dari permasalahan di atas , yaitu masalah (E) “Hubungan antara kemampuan bernalar dan penguasaan struktur kalimat dengan kemampuan menulis argumentasi”. Maka jika dipersempit dalam bentuk kajian akan menjadi (E1) “Hubungan antara kemampuan bernalar dan penguasaan struktur kalimat dengan kemampuan menulis argumentasi siswa kelas XI SMAN 1 Pinangsori.” Kemudian masalah tersebut dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya menjadi (E2) “Adakah hubungan antara kemampuan bernalar dan penguasaan struktur kalimat dengan kemampuan menulis argumentasi siswa kelas XI SMAN 1 Pinangsori?”.
            Sebelum masalah dirumuskan, sebenarnya perlu dikemukakan dahulu mengapa masalah tersebut layak diteliti. Misalnya untuk masalah (E) dapat kita katakan pelajaran menulis argumentasi itu penting. Di sini ingin diketahui adakah sumbangan variabel kemampuan bernalar dan penguasaan struktur kalimat bagi hasil pelajaran menulis argumentasi itu. Apabila hasilnya positif atau “ya” maka kemampuan bernalar dan penguasaan struktur kalimat perlu ditingkatkan dulu sebelum menulis karangan argumentasi.

2.4 Kajian Teori dan Kerangka Konsep
            Setelah masalah dirumuskan maka perlu dilakukan kajian teori yang berkenaan masalah atau variabel yang dikaji itu[3]. Sebagai contoh untuk masalah (E) perlu diajukan teori mengenai apa yang dimaksud dengan kemampuan bernalar, penguasaan struktur kalimat, dan apa yang dimaksud dengan karangan argumentasi, apa bedanya dengan karangan jenis lain (narasi, persuasi, deskripsi, dan sebagainya).
            Teori hendaknya diambil dari sumber (buku, jurnal, dan lain-lain) yang terbaru dan sudah seharusnya dari pakar yang ahli di bidangnya. Teori lama (buku lama) boleh saja digunakan kalau belum ada teori baru yang “membatalkan” teori lama itu. Keterangan dari kamus umum jangan digunakan sebagai acuan teori karena kamus hanya menjelaskan makna kata kecuali barangkali kamus istilah dalam bidang yang dikaji[4].
            Kajian teori dilanjutkan dengan uraian mengenai kerangka konsep. Kerangka konsep ini merupakan kesimpulan dari kerangka teori yang bias digunakan untuk menganalisis atau mengukur data penelitian[5]. Contoh secara singkat kerangka konseptual dari masalah (E) adalah “Kemampuan bernalar yang merupakan kesanggupan peserta didik dalam menggunakan analogi berpikir berkaitan erat dengan pemahamannya dalam mempelajari struktur kalimat yang merupakan susunan pola-pola atau unsure-unsur dalam kalimat. Hal ini akan berdampak pada kemahiran peserta didik dalam menulis argumentasi.”

2.5 Pengajuan Hipotesis
            Hipotesis disusun berdasarkan kerangka teori. Hipotesis hanya terdapat dalam kajian kuantitatif atau yang menganalisis data kuantitatif dengan menggunakan perhitungan statistik. Kajian yang mencari hubungan antara dua variabel atau lebih, kajian yang mempersoalkan adanya pengaruh, atau yang membicarakan adanya perbedaan, tentu memiliki hipotesis. Hipotesis ini akan mengarahkan kerja analisis data selanjutnya. Hipotesis ini bias mengarahkan jawaban ke arah positif atau ke arah netral[6].
            Sebagai contoh, untuk masalah (E) yang menghubungkan tiga buah variable, hipotesisnya dapat disusun sebagai berikut:
a.       Ada hubungan antara kemampuan bernalar dengan kemampuan menulis karangan argumentasi.
b.      Ada hubungan antara penguasaan struktur kalimat dengan kemampuan menulis karangan argumentasi.
c.       Ada hubungan antara kemampuan bernalar dan penguasaan struktur kalimat dengan menulis karangan argumentasi.
Lalu hipotesis kebalikannya (hipotesis nol) adalah sebagai brikut:
a.       Tidak ada hubungan antara kemampuan bernalar dengan kemampuan menulis karangan argumentasi.
b.      Tidak ada hubungan antara penguasaan struktur kalimat dengan kemampuan menulis karangan argumentasi.
c.       Tidak ada hubungan antara kemampuan bernalar dan penguasaan struktur kalimat dengan menulis karangan argumentasi.
Hipotesis kelompok pertama yang mengarah pada ada pengaruh, ada perbedaan, atau ada hubungan lazim disebut hipotesis penelitian (Hp) dan hipotesis kelompok kedua yang mengarah pada tidak ada pengaruh, tidak ada perbedaan, atau tidak ada hubungan disebut hipotesis nol[7].

2.6 Metodologi Penelitian
            Metodologi penelitian berkenaan dengan masalah tujuan penelitian, metode yang digunakan, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel (objek penelitian), variabel penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data[8].
Tujuan penelitian, menyebut apa yang diharapkan dari penelitian itu. Misalnya untuk masalah (E) di atas dapat kita perinci tujuannya sebagai berikut:
a.       Mengetahui ada tidaknya hubungan antara kemampuan bernalar dengan kemampuan menulis karangan argumentasi.
b.      Mengetahui ada tidaknya hubungan antara penguasaan struktur kalimat dengan kemampuan menulis karangan argumentasi.
c.       Mengetahui ada tidaknya hubungan antara kemampuan bernalar dan penguasaan struktur kalimat dengan kemampuan menulis karangan argumentasi.
Metode penelitian, menyebutkan metode apa yang digunakan dalam kajian itu. Misalnya untuk masalah (E) menggunakan metode survei dengan teknik korelasi.
Tempat dan waktu, menyebutkan tempat penelitian dilakukan dan waktu pelaksanaan penelitian. Tempat dan waktu ini biasanya telah disebutkan pada judul kajian. Misalnya, untuk masalah (E) tempatnya adalah di SMAN 1 Pinangsori dan waktunya semester pertama tahun ajaran 2011-2012.
Populasi dan sampel, menyebutkan keseluruhan subjek penelitian, serta sejumlah subjek yang dijadikan percontohan penelitian. Misalnya, untuk masalah (E) populasinya adalah semua siswa kelas XI SMAN 1 Pinangsori, sedangkan sampelnya adalah sejumlah siswa kelas XI SMAN 1 Pinangsori yang dipilih dengan cara tertentu. Perlu diperhatikan sampel yang dipilih haruslah mewakili keseluruhan populasi. Artinya sifat-sifat dan keadaan populasi harus ada pada sampel tersebut.
Variabel penelitian, menyebutkan hal-hal yang akan dikaji. Misalnya, untuk masalah (E) variabelnya ada tiga, yaitu:
a.       kemampuan bernalar, sebagai variabel bebas pertama.
b.      penguasaan struktur kalimat, sebagai variabel bebas kedua.
c.       kemampuan menulis karangan argumentasi, sebagai variabel terikat.
Instrumen penelitian, menyebutkan alat apa yang digunakan untuk mengambil data. Misalnya, untuk masalah (E) di atas instrumennya adalah:
a.       tes kemampuan bernalar.
b.      tes penguasaan struktur kalimat.
c.       tes kemampuan menulis karangan argumentasi.
Instrumen itu harus disusun dengan baik dan sebelum digunakan harus diuji coba dulu kesahihan dan keterandalannya agar data yang diperoleh betul-betul data yang diharapkan. Setelah data terkumpul baru dilakukan analisis.

2.7 Analisis Data
            Analisis data adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengolah data setelah mengumpulkan data tersebut dari lapangan. Tujuan analisis data tersebut adalah untuk mengetahui keberhasilan penelitian yang dilakukan.
            Misalnya, data untuk masalah (E) adalah berupa angka (skor). Skor nilai kemampuan bernalar (X1), penguasaan struktur kalimat (X2), dan kemampuan menulis karangan argumentasi (Y). Langkah yang dilakukan untuk menganalisis data tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Mendeskripsikan ketiga skor itu mulai dari (X1) dan (X2) yang merupakan variabel bebas, lalu (Y) yang merupakan variabel terikat.
b.      Melakukan persyaratan uji normalitas dan uji homogenitas terhadap data tersebut.
c.       Melakukan pengujian hipotesis.








BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Kajian pembelajaran bahasa adalah kajian yang bertujuan untuk mengetahui hasil pembelajaran itu, mengetahui kekurangan-kekurangan dalam metode dan teknik pembelajaran, untuk kemudian mengatasinya, demi tercapainya hasil pembelajaran yang lebih baik. Kajian ini erat kaitannya dengan aplikasi dalam bentuk penelitian tindakan kelas (action class research) yaitu penelitian yang dilakukan oleh peneliti, misalnya guru di dalam kelasnya untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dalam proses belajar mengajar kemudian memperbaikinya dengan cara yang lebih efektif untuk meningkatkan kualitas hasil belajar. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kajian pembelajaran bahasa adalah salah satu kajian penting dalam penelitian bahasa di samping kajian struktur internal dan pemakaian bahasa.

3.2 Implikasi
            Penelitian dilakukan oleh peneliti, baik itu dosen, mahasiswa, atau peneliti lain bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan tuntutan hidup dalam praktik kemasyarakatan. Oleh karena itu, penelitian menjadi salah satu tugas penting dari perguruan tinggi. Perguruan tinggi tidak bias lepas dari hal tersebut karena penelitian berkaitan langsung dengan proses belajar mengajar atau proses perkuliahan. Keterkaitan inilah yang menjadi salah satu indikator keberhasilan sebuah perguruan tinggi. Apabila perguruan tinggi tersebut mampu menghasilkan produk-produk baru berupa ilmu pengetahuan mutakhir dan memiliki nilai guna yang dapat diterapkan dalam masyarakat maka dapat dikatakan bahwa lembaga tersebut memiliki kompetensi kemajuan yang bernilai baik. Oleh karena itu, salah satu aspek yang perlu dipahami adalah kajian pembelajaran bahasa yang mengkaji tentang cara pengangkatan masalah dalam penelitian, perumusan, hingga analisis data mentah menjadi data jadi. Hal ini tentu saja bermanfaat bagi para peneliti agar penelitiannya dapat berjalan dengan baik dan berhasil semaksimal mungkin.

3.3 Saran
a.       Bagi perguruan tinggi
Sebagai lembaga pendidikan tertinggi sudah sepatutnya sebuah perguruan tinggi memiliki kemampuan yang baik dalam hal membimbing dosen maupun mahasiswanya dalam melakukan penelitian, baik dalam hal sains maupun bahasa. Karena perguruan tinggilah yang memiliki kontribusi terbesar dalam kemajuan ilmu pengetahuan suatu Negara. Oleh karena itu, perguruan tinggi harus mengikuti perkembangan terkini mengenai tata cara dalam melakukan penelitian agar hasilnya dapat semakin baik.
b.      Bagi dosen
Sebagai dosen yang mengemban tugas sebagai pemberi ajar harus memahami betul mengenai tata cara penelitian ataupun kajian pembelajaran bahasa agar ia mampu membimbing mahasiswanya dalam melakukan penelitian demi kepentingan peningkatan ilmu pengetahuan.
c.       Bagi mahasiswa
Sebagai mahasiswa, tak ada lagi cara terbaik yang bisa kita lakukan demi perbaikan kualitas kita sebagai sumber daya manusia yang intelek selain belajar dan belajar. Maka belajarlah demi mencapai keberhasilan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.


[1] Abdul Chaer. 2007. Kajian Bahasa: Struktur Internal, Pemakaian, dan Pemelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. hal. 153
[2] Ibid., hal. 155
[3] Ibid., hal. 157
[4] Ibid. hal. 157
[5] Ibid., hal. 157
[6] Ibid., hal. 157-158
[7] Ibid., hal. 158
[8] Ibid.. hal. 159
 



DAFTAR RUJUKAN

Chaer, Abdul. 2007. Kajian Bahasa: Struktur Internal, Pemakaian, dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar